Letak
Geografis dan Astronomi Malaysia
Malaysia adalah sebuah Negara
yang terletak di kawasan Asia Tenggara dengan Sistem pemerintahan berbentuk
kerajaan. Wilayahnya terdiri dari dua bagian terpisah. Kedua wilayah tersebut
terbagi menjadi Malaysia Barat dan Malaysia Timur. Letak Astronomi Malaysia
berada pada posisi 1˚LU-7˚LU dan 100˚40’BT-119˚BT (Malaysia Timur), 1˚LU-7˚LU
dan 100˚BT-104˚02’BT (Malaysia Barat). Negara ini terletak di kawasan Asia
Tenggara sama dengan Indonesia. Mayoritas penduduknya adalah bangsa Melayu,
sehingga bahasa nasional dari Malaysia adalah Melayu. Negara Malaysia
mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris pada tanggal 31 Agustus 1957.
Kemerdekaan tersebut menjadi titik tolak perubahan bagi Malaysia.
Geliat
Perekonomian Malaysia
Aktivitas perekonomian Malaysia
ditopang oleh tiga sektor yakni : Sektor Pertanian; Perdagangan; dan
Pertambangan. Kemerdekaan Malaysia atas
kolonialisme tertinggal 12 Tahun dari Indonesia. Indonesia – Malaysia sejatinya
adalah dua buah Negara yang sangat banyak memiliki kemiripan. Sejarah mencatat
dua Kerajaan besar Nusantara pernah menaklukkan Negeri Jiran ini. Kedua
Kerajaan Nusantara tersebut adalah Majapahit dan Sriwijaya. Demikian besarnya
pengaruh Indonesia atas perkembangan peradaban pada bangsa melayu Malaysia ini
yang sering kita kenal sebagai Negeri Jiran.
Berkaca
Diri dari Malaysia
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPAlvua6-ODqZpovsjf70vY2FebU_YBnZvNIlZnbQFzq6IeFXpqGkqpsoUykkCe6XW1rp3qVBrjTD_0SGjPwdRG_tPNreoGGFkYxUdQPVZc4YkKX-n2LjcEz0gpRlYmcCQ6-TMvH5gKYU/s1600/Monorail+KL.jpg)
Kemerdekaan yang tertinggal
selama 12 Tahun atas Indonesia ternyata tak membuat Negeri ini lambat dalam
berkembang, bahkan sebaliknya saat ini Malaysia hampir di segala lini selalu
unggul dari Indonesia. Salah satu contoh keunggulan Malaysia atas Indonesia
adalah : Beberapa tahun belakangan ini Malaysia kembali membuktikan dirinya
sebagai Jawara dilapangan hijau. Dan Indonesia hanya mampu mencapai Runner Up;
selain itu Malaysia juga unggul dibidang pendidikan. Sistem pendidikan di
Malaysia sudah sangat settle,
sehingga baik kurikulum dan sistem pendidikan nya sudah tertata dengan rapi
sehingga sangat mudah untuk dijalankan dan ditaati oleh civitas Pendidikan di
Negeri tersebut; kemudian di bidang kesehatan, Malaysia jauh lebih maju
dibanding Indonesia. Sepertinya bukan hal yang jarang lagi apabila kita
mendengar banyak warga Negara Indonesia (WNI) yang pergi berobat ke Malaysia,
misalnya di Penang, Kuala Lumpur dan Malaka. Hal tersebut dikarenakan pelayanan
kesehatan di Malaysia sudah sangat standard dan berkualitas; dan yang sangat
menghentak kita sebagai bangsa Indonesia yang notabene 12 tahun lebih dahulu
merdeka
dibanding Malaysia adalah Kemajuan
Transportasi Massal di Malaysia.
Transportasi massal di Malaysia sudah
sangat mumpuni, aman dan nyaman serta banyak pilihan. Sehingga tingkat
kemacetan di Malaysia bisa di tekan dan di kontrol dengan baik. Hal tersebut
berbanding terbalik dengan di Indonesia. Dua belas tahun lebih dahulu merdeka
tapi transportasi massal yang dimiliki hanya Kereta Api, KRL, dan TransJakarta.
Namun mari kita lihat transportasi Massal yang ada di Malaysia, mereka sudah
memiliki : Mass Rapid Transit (MRT), Light Rail Transit (LRT), KRL, Monorail
dan Bus Pariwisata yang sangat tepat waktu.
PERJALANAN
DIMULAI
Pada tanggal 23 sampai dengan 25
Februari 2013 lalu saya dengan kedua teman saya berkunjung ke Kuala lumpur dan
sekitarnya. Perjalanan kami dimulai dari Jakarta pada tanggal 23 pagi waktu
Jakarta. Kuala Lumpur dan Jakarta memiliki perbedaan satu jam, Kuala Lumpur
satu jam lebih cepat dari Jakarta. Tidak ada kesulitan yang berarti untuk kami
bertiga sampai di Kuala Lumpur, karena salah satu teman kami yang bernama Deni
sudah pernah beberapa kali mengunjungi Kuala Lumpur atau yang sering disingkat
KL. Seolah ada magnet tersendiri dari Ibu kota Negara Malaysia ini tutur Deni.
Sehingga kemudian merekomendasikan saya (Ikrom) dan (Iwan) salah satu teman
saya juga, untuk mengunjungi Negara ini, yang belakangan ini telah mengklaim
dirinya sebagai “Truly of Asia”.
Waktu perjalanan kami ini terbilang
cukup singkat yakni hanya 3 hari 2 Malam.
Sehingga praktis perjalanan kami ini berpacu
dengan waktu. Tapi kami tidak perlu khawatir dengan tujuan kami, karena dengan
berbekal pengetahuan yang dimiliki Deni dan run
down kegiatan selama di KL yang telah kami susun sebelum berangkat, membuat
kami merasa tenang. Hari pertama perjalanan kami dimulai dengan mengunjungi
PUTRA JAYA. Putra Jaya merupakan salah satu kota / Negara bagian Malaysia yang
dapat ditempuh dengan menggunakan LRT. Dari bandara LCC (Low Cost Carier) dapat
ditempuh hanya dengan 30 menit perjalanan. Anda jangan membayangkan setelah
masuk angkutan ini anda akan berdesakan. Karena saya ingin katakan bahwa di dalam
salah satu transportasi massal Malaysia ini sangat nyaman. Disetiap sudut ruangan
LRT telah disediakan tempat untuk menaruh barang bawaan kita, sehingga kita
tidak akan berhimpitan dengan tas atau barang bawaan kita.
Setibanya kami di terminal Putra
Jaya, kami langsung bertanya ke pusat informasi (information center) untuk
menanyakan cara berkeliling kota Putra Jaya. Seolah dayung bersambut sang
petugas yang kami tanyai tersebut langsung memberikan berbagai penjelasan
secara komprehensif seputar Putra Jaya. Belum selesai keterkejutan kami akan kelihaian dan keramahan
petugas tersebut dalam menjelaskan Putra Jaya, kami kembali dikejutkan oleh
sebuah penyampaian informasi dari guide/pemandu wisata yang akan membawa kami
berkeliling di Putra Jaya. Sang pemandu wisata tersebut memberikan informasi
bahwa khusus untuk hari itu kami akan dibebaskan dari biaya sewa perjalanan dan
pemandu alias gratiiiss.
Keberangkatan rombongan
mengelilingi kota Putra Jaya pun dimulai, kami disuguhkan oleh pemandangan yang
benar-benar asri dan rapi. Perlu diketahui bahwa Putra Jaya merupakan basis
pusat pemerintahan Malaysia. Sebagian besar kantor pemerintahan Malaysia
dilokalisasir di tempat ini. Pendapat pribadi saya terkait lokalisasi tersebut
adalah sangat setuju, karena dengan demikian pemerintah setempat telah
mengurangi kepadatan pendudk di pusat kota KL karena para pegawai pemerintahan
dipusatkan di Putra Jaya. Selain itu efektifitas kerja juga akan semakin baik,
mengingat jarak koordinasi antar instansi menjadi semakin dekat. Uniknya lagi
yang membedakan antara Indonesia dan Malaysia adalah kalau di Indonesia para
pegawai negeri yang sebagian besar adalah pendatang dari luar kota Jakarta
cenderung akan nge-kost, kontrak dan bahkan membeli rumah di area Jakarta
bahkan diluar Jakarta misalkan Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Bayangkan
saja dengan jarak yang begitu jauh dari tempat mereka berkantor, para pegawai
tersebut tiap harinya akan menghabiskan waktu berada di perjalanan selama kurang
lebih 5 jam per hari. Hal tersebut mungkin tidak akan terjadi apabila kondisi
transportasi massal kita sebaikbaiki Malaysia dan Singapura misalnya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh66pbJuJi-nvbYXLaefzZE_04JF80ucf62-tzH5LVWZJN1YgtkbKgpv63SNma0FMawZWRP1Jil1UbyUOaML3Si8ShzAybJiKzr-_g3lqiTomOc8iT4aIa9fbVEnKvvdxQS0Ck0Ge3TCGI/s320/DSC02202.JPG)
Lain Jakarta lain pula Putra
Jaya. Kalau di Jakarta penuh dengan masalah maka di Putra Jaya tidak akan
pernah terjadi, karena segala sesuatunya telah di tata dengan rapi oleh pemerintah
Malaysia. Para Pegawai Negeri Sipil Malaysia, selama hari kerja akan tetap
tinggal di Putra Jaya, karena di Putra Jaya telah disediakan apartemen khusus
buat para pegawai tersebut, sungguh konsep yang sangat revulisioner dan efektif. Selain lokasi pemerintahan yang tertata
rapi di Putra Jaya kita juga dapat melihat kemegahan masjid-masjid bangsa
melayu ini. Disisi kiri dan kanan perkantoran yang menjulang tinggi tersebut
terhampar danau buatan yang sangat bersih dan indah. Di atasnya mengayun dan sambung
menyambung beberapa jembatan yang sangat jumawa yang semakin mengoyak setiap
pandangan manusia yang menikmati keindahan kota Putra Jaya ini. Selama di Putra
Jaya kami diajak mengelilingi objek-objek wisata dan bangunan penting milik
pemerintah Malaysia. Seperti istana kepala daerah setempat, masjid, jembatan
dan Putra Jaya Convention Center (PJCC). Pada akhirnya kami kembali ke tempat
dimana kami diberangkatan dengan perasaan yang bercampur aduk terutama iri terhadap kota ini. Putra
Jaya dalam gambar seperti di bawah ini.
2. Bukit
Bintang dan Twin Tower
Pada hari yang sama sepulang
dari Putra Jaya kami langsung bergegas menuju pusat kota untuk menemukan lokasi
penginapan yang telah kami pesan melalui sebuah forum di internet. Kami memilih
bermalam di daerah Bukit Bintang, KL. Alasan kami memilih Bukit Bintang sebagai
tempat bermalam karena tempat tersebut sangat strategis. Mulai dari halte
Monorail, KL Central, Kereta dan angkutan umum lainnya dan pusat perbelanjaan.
Setelah berhasil menghubungi nomor kontak penginapan, kami langsung bergegas
menuju tempat tersebut mengingat malamnya kami harus kembali berjalan-jalan
menikmati kota KL, sangat sayang melewatkan malam di tempat yang sangat ramai
ini. Setelah memastikan semua kondisi siap, kami pun bergegas keluar untuk
mencari makan dan pergi ke area “Twin Tower” sebagai salah satu land mark dari Negara Malaysia. Untuk
menuju kesana dari tempat kami menginap cukup dengan berjalan kaki saja.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS_GktQiwF1ssHK6vV4q0gB-V9WJDj_IsYY8nS0tO6jctq9f1ZlT3vjkQQKqUrC_fWQA5gszNI8KKmTd4h4i8eH99iqbjO9BCPRZIW4koUms2CtO75NzVPcBsq2jsZ9HsH9uawzoosZIM/s320/CIMG0521.JPG)
Kurang
lebih 30 menit kita akan dapat melihat menara petronas (twin tower) dari jarak
dekat. Sensasi pertama yang saya rasakan ketika melihat menara tersebut adalah
takjub dan sekaligus sedih. Mengapa demikian?? Pasalnya kalau saya perhatikan
arsitektur dari menara tersebut sangat mirip land mark peninggalan sejarah yang sangat agung yang terletak di
bumi Indonesia. Apakah itu?? Ya jawabannya adalah Candi Prambanan. “Twin Tower” meniru gaya arsitekturnya candi
prambanan. Dan rumornya arsitek nya adalah seorang Insinyur putra asli Indonesia
yang keahliannya dipandang sebelah mata di Negara asalnya. Sungguh sangat
ironis bukan?. Sepulang dari lokasi land
mark Malaysia itu ditanam, hati saya masih terasa mengganjal dan saya
mencoba menutupi gelora hati yang menganga
itu dengan menghirup udara segar dihiasi lampion sisa perayaan imlek di
kota itu. Dan kekaguman akan Negara dengan bahasa ibu Melayu ini terasa
sempurna sampai dipenghujung malam.
3. Malaka
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjixpHZESufoY4-XcLuHheuDEQ6asjft4fEvQh-NMpXJnMm2VshNyg8l9kQTTVovdTc1M1HwSNy3WnUhhm3GWFAh_ces373PNmO3JeMhIzn9N5nkBvWYFBz4u_JwlUT1xhP1KLmqrv8yD8/s320/CIMG0559.JPG)
Malaka adalah sebuah tempat yang cukup bersejarah bagi Malaysia. Malaka terletak dibibir pantai yang terkoneksi langsung dengan Selat Malaka yang di seberang lautannya berbatasan dengan wilayah Sumatera Indonesia. Kota Malaka merupakan titik tolak peradaban bangsa Melayu ini, karena ditempat inilah sebuah kerajaan Malaka pernah berjaya dimasanya. Hal tersebut terbukti dari beberapa peninggalan sejarah seperti : Kincir air, alat pengangkat beban (crane) dll. Bangsa Malaysia sangat cerdik dan pandai serta sangat perduli dalam memanfaatkan peninggalan sejarahnya ini. Di kota Malaka ini sangat banyak sekali peninggalan sejarah yang dapat kita temui dan hebatnya peninggalan tersebut kondisinya dapat terjaga dengan baik. Sebenarnya bangsa Indonesia juga tak kalah kayanya akan peninggalan sejarah semacam ini. Seperti kita ketahui di Jakarta, Semarang, Surabaya dan Yogyakarta begitu banyak kota tua/peninggalan sejarah yang tak terhingga nilainya. Namun coba kita bandingkan dengan kota tua yang ada di Indonesia dengan di Malaysia? Kalau di Malaysia kota tuanya begitu terawat dan bahkan mampu menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Malaka, namun berbeda dengan di Indonesia kota tua yang kita miliki sangat tidak terawat dan bahkan tak jarang kita temui saksi bisu perjalanan sejarah bangsa menjadi korban coret-coretan dari generasi yang menginjak-injak nilai dari sejarah itu sendiri. Namun ironisnya ditengah situasi yang kritis tersebut negara seolah abai dan tidak menganggap hal tersebut sebagai persoalan yang serius.
Di Malaka terdapat beberapa objek yang sangat sayang untuk kita lewatkan bila kita berkunjung kesana seperti : Malaka River, Musium Bahari, Musium Angkatan Laut, Makam bersejarah, monumen persinggahan laksamana ceng ho, dll. Oleh karena itu sebagai bangsa yang besar marilah kita Bangsa Indonesia lebih menghargai saksi bisu perjalanan sejarah bangsa kita itu dengan terus menjaga dan melestarikannya.
4. Batu
Caves
Agenda kami di hari kedua di
Malaysia adalah mengunjungi sebuah situs berupa kuil di atas bukit dengan
patung hanoman sebagai penanda masuk pintu gerbang. Daerah dimana kuil ini
berdiri dinamakan Batu Caves. Letak nya memang sangat tinggi diatas bukit.
Untuk dapat mencapainya diperlukan kekuatan nafas dan fisik tentunya. Karena
setiap pengunjung untuk mendapati puncak dimana kuil tersebut berada,
diharuskan menaiki ribuan anak tangga. Dan kebetulan karena waktu yang kami
miliki cukup sempit karena harus mengunjungi objek wisata lain, maka kami hanya
menyempatkan diri mengabadikan momen tersebut di pelataran bawah bukit dengan
dihiasi ratusan burung dara yang terbang menambah semarak suasana pada pagi itu.
5. Genting
Malaysia seolah tak
henti-hentinya memanjakan setiap pelancong yang datang. Segala kemudahan yang
ditawarkan menambah kesan “enjoy” kepada setiap pengunjung yang datang di
Negara itu. Agenda kami kali ini adalah mengunjungi salah satu tempat yang
konon katanya sangat mengagumkan. Tempat apakah itu?? Nama tempatnya adalah
GENTING. Mungkin dalam bayangan sobat-sobat sekalian, ketika mendengar kata ini
langsung terlintas seperti seolah berada dalam posisi yang sangat sekarat atau
suatu kondisi yang sangat kritis, karena dalam bahasa Indonesia genting adalah
bermakna seperti itu. Saya ingin sampaikan bahwa anggapan seperti itu tidak lah
sepenuhnya salah, karena memang sperti itulah kenyataannya. Sebelum saya cerita
lebih jauh tentang tempat yang bernama Genting ini terlebih dahulu saya akan
bercerita tentang proses menuju tempat tersebut. Pertama untuk menuju ketempat
tesebut biasanya ditempuh dengan bus. Untuk tiketnya dapat dibeli
dikonter-konter yang disediakan di KL Central, yang jam operasionalnya dimulai
dari pukul 10.00 pagi waktu setempat. Kebetulan
karena saking semangatnya dan sudah terbiasa hidup disiplin maka kami bertiga
telah bergegas sebelum waktu operasional Ticketing berjalan alias masih tutup
karena kepagian, sehingga untuk memaksimalkan waktu dan sembari menunggu
pembukaan loket penjualan ticket tersebut, maka kami memutuskan untuk pergi ke “Batu
Caves” seperti yang telah saya ceritakan di atas. Singkat cerita akhirnya kami pun memperoleh
ticket Bus yang akan mengantarkan kami ke Genting. Seperti yang saya duga
sebelumnya ternyata memang minat Tourist
asing dan lokal untuk mengunjungi tempat ini sangat tinggi. Hal tersebut
terbukti dengan panjangnya antrean calon penumpang bus yang menuju ke Genting.
Terus terang saya akui fasilitas bus yang kami tumpangi ini sangat memadai dan
sangat nyaman, jadi bagi anda yang ingin berpergian ke sana fasilitas nya
jangan diragukan lagi. Saking nyamannya saya beberapa kali bersemedi alias
tidur, hahaha…
Perjanan ke Genting ditempuh 2
sampai 3 jam tergantung sikon tentunya tapi gak ada macett loh…. Sekarang baru
saya kasih bocoran tentang genting ini. Awalnya saya gak nyangka kalo ternyata
genting ini berada di puncak gunung. Jadi jangan heran kalo nanti mata
agan-agan akan dimanjakan dengan pemandangan hijau dengan jalan yang berliku
menuju genting. Setelah menikmati perjalanan selama 2 jam lebih akhirnya
tibalah kami di Genting. Dan ternyata genting itu berada di atas puncak gunung,
untuk mencapai ke puncak kita akan di antar oleh Kereta Gantung atau Gondola,
sehingga dengan demikian selesai sudah tugas Bus pariwisata yang mengantarkan
kami tadi. Selama menuju kepuncak gunung perasaan saya cukup berdebar karena
tingginya lokasi tersebut, dimana kita dapat melihat gugusan pepohonan yang
sangat besar menyangga pegunungan ini. Dan benar saja tempat ini sangat tinggi.
Dalam hati saya selalu bertanya-tanya tempat apakah gerangan di atas dan apakah
ada kehidupan disana. Setelah beberapa menit berselang akhirnya segudang
pertanyaan itu pun akhirnya terjawab sudah. Ternyata diatas gunung tersebut
terdapat kehidupan yang sangat dinamis, glamour/mewah dan sangat ramai. Disana
sini terdapat tempat hiburan keluarga, hotel berkelas dunia dan makanan yang
sangat komplit. Pengunjungnya pun berasal dari seluruh dunia namun nampaknya di
dominasi oleh etnis Tionghoa. Kalo soal suhu ditempat ini jangan ditanya,
dingin banget jadi jangan coba-coba gak bawa jacket dijamin agan bakal gak bisa
jalan karena kedinginan. Kami pun menyantap beberap makanan dan berkeliling dan
berfoto-foto ditempat yang sangat menakjubkan ini. Yang pasti ni tempat
recommended banget untuk dikunjungi terutama bagi temen-temen yang sedang
merencanakan perjalanan ke Malaysia. Dan kayaknya ni tempat bagus juga buat
“Honey Moon” bagi pasangan yang baru menikah, dingin sih soalnya. Hehehe……. :D
Demikian temen-temen sekalian
sharing pengalaman dari saya, kalo ada manfaat nya silahkan diambil tapi kalo
tidak juga tidak apa-apa, yang jelas saya hanya ingin berbagi kepada
temen-temen bloger semua. Yang pasti
perjalanan kali ini begitu mengesankan dan memberikan pengalaman tersendiri
akan Negara tetangga serumpun dengan Indonesia ini. Adapun dampak-dampak /
manfaat yang saya peroleh dari kunjungan kami ke Malaysia ini adalah :
1. Membukakan
mata saya dan teman-teman bahwa kita sudah jauh ketinggalan dari Malaysia padahal
kita lebih 12 Tahun lebih dahulu merdeka dari mereka;
2. Saya
tersentak dengan nasionalisme Malaysia yang sangat kuat, hal tersebut terbukti
dengan bendera yang mereka pasang disetiap rumah, apartemen tempat umum dan
mereka tidak pernah malu untuk menunjukkan jati diri mereka, dan bahkan menurut
informasi yang saya dapat ketika mereka sudah memasang Bendera kebangsaan
tersebut, maka tidak akan pernah dilepas lagi sampai kondisi bendera tersebut
hancur dimakan usia dan akan diganti dengan Bendera yang baru. Sungguh sebuah
tauladan yang baik yang dapat kita terapkan di kehidupan kita di Indonesia
dalam rangka memupuk rasa nasionalisme kita terhadap Republik Indonesia;
3.
Transportasi
kita ketinggalan jauh dari Malaysia, kalo di Malaysia transportasi publiknya
sangat tertatat rapi dan terintegrasi dengan baik maka akan berbeda dengan di
Negara kita ini, maka saya pribadi sangat mendukung upaya Jokowi dan Pemprov
DKI Jakarta untuk merealisasikan pembangunan MRT dan Monorail di Jakarta.
4. Tapi
yang ini gan harus saya katakan bahwa makanan di Indonesia jauh lebih SEDAP,
MANTAP, CETARR dan MURAH pastinya di bandingkan di Malaysia, dan rasanya inilah
yang membuat saya bangga dan betah jadi orang Indonesia karena Salero Bundo
Sekian dulu agan-agan,
temen-temen semua dari saya dan semoga bermanfaat.