Hari raya qurban adalah salah satu hari raya besar
yang diperingati oleh umat islam di seluruh dunia dengan ritual utama memotong hewan
qurban. Adapun hewan-hewan yang dapat dijadikan sebagai hewan qurban adalah seperti Kambing, Kerbau,
Sapi dan onta. Ibadah qurban sebagaimana yang diriwayatkan oleh Nabi Ibrahim
memiliki makna kehidupan yang sangat dalam dan mendasar, yakni sebuah simbol aktivitas
sosial yang tinggi serta memiliki nilai ibadah yang tinggi pula.
Salah satu sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan ibadah qurban ini adalah terbangunnya sifat dan kebiasaan yang peka terhadap kesulitan yang dialami oleh orang-orang disekeliling kita yang kehidupannya tidak atau belum tentu seberuntung kita. Kepekaan semacam ini yang selayaknya kita tumbuh kembangkan menjadi sebuah kebiasaan sehingga tidak ada lagi jurang pemisah antara sesame yang dapat memicu ketidak harmonisan dalam kehidupan.
Salah satu sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan ibadah qurban ini adalah terbangunnya sifat dan kebiasaan yang peka terhadap kesulitan yang dialami oleh orang-orang disekeliling kita yang kehidupannya tidak atau belum tentu seberuntung kita. Kepekaan semacam ini yang selayaknya kita tumbuh kembangkan menjadi sebuah kebiasaan sehingga tidak ada lagi jurang pemisah antara sesame yang dapat memicu ketidak harmonisan dalam kehidupan.
Ibadah qurban pada dasarnya merupakan sebuah ibadah
duniawi yang hasilnya akan kita petik di yamul akhirat kelak, untuk itu
hendaknya pelaksanaan ibadah tersebut dilakukan dengan ikhlas dan dengan niatan
yang baik tanpa ada unsur riya’ didalamnya. Sebagai salah satu bukti bahwa
ibadah qurban merupakan ibadah yang sangat memberi manfaat bagi lingkungan sosial adalah terlihat
dengan banyaknya masyarakat yang berdatangan ke suatu tempat dimana ibadah
qurban tersebut dilaksanakan dan bahkan ada yang rela berdesak-desakan dalam kerumunan ratusan
bahkan ribuan orang demi mengantri mendapatkan daging qurban. Hal ini semestinya menyadarkan kita yang telah
mampu untuk berqurban untuk menunaikan ibdah tersebut karena ternyata banyak
sekali saudara-saudara kita yang begitu membutuhkan bantuan kita walaupun hanya
dengan setengah kilo daging qurban. Begitu dahsyatnya
rahasia dibalik ibadah qurban bila kita menghayati dan mensyukuri rezeki yang
dilimpahkan oleh Allah SWT.
Nelayan merupakan salah satu objek penerima hewan
qurban yang tepat, pendapat tersebut didasari oleh
oleh realita yang terjadi saat ini bahwa belum layaknya
sebagian besar kehidupan masyarakat nelayan di tanah air, sehingga perlu adanya
kepedulian terhadap saudara-saudara kita tersebut. Pola kehidupan nelayan yang cenderung konsumtif dan boros menjadi salah
satu faktor penyebabnya. Nelayan Muara Angke misalnya
bila kita berjalan mengelilingi perkampungan nelayan Muara Angke pasti yang
akan langsung terbesit dalam benak kita adalah perkampungan yang kumuh dan bau
serta komplek perkampungan yang tidak tertata dengan rapi, itulah salah satu
potret kehidupan masyarakat nelayan di republik ini yang katanya telah merdeka
lebih dari setengah abad. Mengapa Muara Angke dijadikan sebagai salah satu
barometer dalam melihat tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Indonesia,
tentu alasannya karena Muara Angke berada di salah satu kota terbesar di
Indonesia dan merupakan ibu kota dari Negara Indonesia yang semestinya mendapat perhatian serius dari
pemangku kepentingan bangsa ini.
Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai mitra
Nelayan sekaligus Leading Sector dari
dunia Kelautan dan Perikanan di Indonesia bukan tidak bertindak apa-apa dalam
mensejahterakan kehidupan nelayan, namun karena begitu kompleksnya permasalahan
yang harus dihadapi maka perlu adanya formula khusus dalam melaksanakan setiap
program yang akan dijalankan tersebut agar dapat tercapai dengan baik dan tepat
sasaran. Salah satu bentuk perhatian dan kepedulian Kementerian Kelautan dan
Perikanan dalam mensejahterakan dan memperlihatkan kepedulian tersebut adalah
dengan menghimpun hewan qurban dari Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk
selanjutnya di serahkan kepada Nelayan yang membutuhkan.
Tahun 2012 Kementerian Kelautan dan Perikanan memilih
Perkampungan Nelayan Muara Angke untuk mendapatkan distribusi hewan qurban.
Salah satu pertimbangan mengapa Muara Angke yang dipilih sebagai tempat untuk
dijadikan sebagai objek perkampungan nelayan yang mendapatkan bantuan berupa
hewan kurban, alasannya adalah karena lokasi tersebut dinilai tepat untuk
menjadi salah satu perhatian serius oleh pemerintah disamping jaraknya yang
memang relatif dekat dengan ibu kota kondisi masyarakatnya pun memang sangat cocok
untuk mendapatkan bantuan tersebut.
Penyerahan hewan qurban Kementerian Kelautan dan
Perikanan diserahkan secara simbolis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Sharif C. Sutarjo. Kepada perwakilan dari nelayan
setempat. Lokasi penyerahan hewan qurban ini bertempat di Masjid Nurul Bahri
Muara Angke, Jakarta Utara DKI Jakarta. Dalam acara yang berlansung dibawah
terik matahari yang menyinari muara angke pagi itu dan dengan aroma laut
bercampur aroma ikan asin yang dijemur dibawah terik matahari semakin menambah
lekatnya akan lingkungan kehidupan nelayan pada hari itu. Dalam acara
penyerahan hewan qurban Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun 2012 selain
dihadiri oleh pejabat eselon I dan II lingkup KKP juga dihadiri oleh Anggota
DPR RI dari fraksi Pertahanan yakni Tantowi Yahya dan Yorrys Raweyai. Semoga
semangat warga Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk membantu sesama tidak terhenti
sampai disini sehingga dapat terus memberi manfaat, Amiin...